Kamis, 27 Mei 2010

seminar pengantar akuntansi

BEBERAPA CATATAN TENTANG PEMBELAJARAN
AKUNTANSI PENGANTAR
Oleh: Drs. Al. Haryono Yusuf, M.B.A.

diringkas oleh : HAMDAN

PENGANTAR

Mata kuliah Akuntansi Pengantar diajarkan pada semua pendidikan tinggi ekonomi di Indonesia, baik pada Program S1 maupun Program D3, untuk semua jurusan. Sebagai mata kuliah yang diajarkan pada semester pertama di tahun pertama, tidak disangsikan lagi mata kuliah ini memegang peranan penting dan menentukan dalam mengantarkan para mahasiswa yang akan mempelajari akuntansi dan mata kuliah lain yang berkaitan pada tahapan berikutnya. Sebagai mata kuliah pengantar, mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar atau fundamen kepada para mahasiswa. Oleh karena itu bangunan pengetahuan akuntansi yang dimiliki mahasiswa kelak, akan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan pembelajaran mata kuliah ini sebagai fundamennya.
Peranan yang sangat penting ini seringkali kurang disadari oleh para pengelola perguruan tinggi ataupun dosen pengajarnya. Mata kuliah ini sering dipandang sebagai mata kuliah akuntansi yang paling mudah dengan tingkat kesulitan paling rendah bila dibandingkan dengan mata kuliah akuntansi lain yang diajarkan pada tahapan berikutnya. Pandangan ini sering mengakibatkan tugas mengajar mata kuliah ini diserahkan kepada dosen muda yang masih kurang berpengalaman mengajar, bahkan di beberapa perguruan tinggi diajarkan oleh asisten dosen.
Makalah ini saya susun sebagai sumbangan fikiran untuk memperbaiki mutu pembelajaran matakuliah Akuntansi Pengantar di perguruan tinggi yang disusun semata-mata berdasarkan pengalaman mengajar matakuliah ini selama bertahun-tahun. Mengingat bahwa saya tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan tentang tehnik dan metodik mengajar, maka sesuai dengan judulnya, makalah ini hanya berisi sorotan terhadap beberapa bagian dari pembelajaran Akuntansi Pengantar, khususnya pembelajaran Akuntansi Pengantar I, yang menurut pendapat saya harus lebih dicermati oleh para pengajar.
Saya tidak berpretensi memiliki kemampuan mengajar lebih baik dari para peserta seminar ini. Oleh karena itu saya berharap agar apa yang dikemukakan dalam makalah ini dapat menjadi bahan diskusi untuk memperbaiki mutu pembelajaran Akuntansi Pengantar di perguruan tinggi masing-masing.
Saya tidak membahas mengenai pembelajaran Akuntansi Pengantar II, bukan karena tidak ada persoalan, tetapi karena masalah yang paling mendasar justru terdapat pada pembelajaran Akuntansi Pengantar I. Pembagian mata kuliah Akuntansi Pengantar menjadi Akuntansi Pengantar I dan Akuntansi Pengantar II didasarkan pada kurikulum nasional dan silabi yang berlaku selama ini.

PESERTA MATA KULIAH AKUNTANSI PENGANTAR
Keberhasilan pembelajaran suatu mata kuliah antara lain akan ditentukan oleh pemahaman dosen/pengajar tentang siapa peserta mata kuliah yang bersangkutan. Dengan memahami hal ini dosen akan dapat membayangkan latar belakang pengetahuan yang dimiliki para peserta dan apa yang diharapkan atau apa yang sebaiknya diberikan kepada para peserta.
Di atas telah disinggung bahwa mata kuliah Akuntansi Pengantar diberikan pada hampir semua jurusan yang ada pada pendidikan tinggi Ekonomi di Indonesia. Mata kuliah ini umumnya ditawarkan pada semester pertama di tahun pertama. Oleh karena itu peserta mata kuliah ini pada umumnya adalah para mahasiswa baru yang baru saja lulus dari sekolah menengah umum atau sekolah menengah kejuruan. Pada umumnya mereka masih asing dengan segala hal yang dijumpainya di perguruan tinggi, termasuk dalam proses belajar-mengajar yang sama sekali lain dari apa yang selama ini mereka alami. Hal ini perlu disadari oleh para dosen, terutama pada minggu-minggu pertama. Dosen harus mengatur cara dan kecepatan mengajarnya sehingga tidak terlalu mengejutkan para mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dilihat dari sudut pengetahuan yang mereka miliki pada saat memasuki perguruan tinggi, umumnya selama di SMA mereka telah mengenal akuntansi yang materinya mencakup siklus akuntansi. Dengan demikian bisa diduga bahwa mereka tidak buta sama sekali tentang akuntansi. Namun yang perlu diwaspadai dosen adalah keanekaragaman mutu pembelajaran akuntansi di SMA. Cara mengajar yang tidak tepat di SMA bisa berakibat buruk terhadap keberhasilan pembelajaran yang diberikan dosen di perguruan tinggi, karena mahasiswa sudah terlanjur memperoleh pemahaman yang keliru dan hal ini kadang-kadang sukar diperbaiki. Oleh karena itu dosen perlu sering bertanya kepada peserta tentang pengetahuan yang mereka miliki mengenai materi yang sedang atau akan diajarkan. Dosen perlu meluruskan pengertian atau konsep keliru yang terlanjur mereka terima semasa di SMA.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk disadari para dosen pengajar adalah sikap atau bagaimana peserta didik memandang peranan mata kuliah ini. Dalam hal ini saya berpendapat bahwa pilihan jurusan sangat berpengaruh pada keseriusan mahasiswa dalam mempelajari suatu mata kuliah, termasuk mata kuliah Akuntansi Pengantar. Para mahasiswa tahun pertama Jurusan Akuntansi memandang mata kuliah Akuntansi Pengantar sebagai mata kuliah pokok yang akan memberi landasan penting dan memberi pengaruh yang besar pada keberhasilan mereka dalam menempuh matakuliah-matakuliah akuntansi lain yang akan ditempuh pada tahun-tahun berikutnya. Penjelasan tentang hal ini biasanya telah mereka peroleh dari Ketua Jurusan Akuntansi pada saat mereka mengikuti Pekan Orientasi Studi. Pemahaman ini memacu keseriusan mereka dalam mempelajari Akuntansi Pengantar. Hal yang kurang lebih sama dijumpai pada para mahasiswa Jurusan Manajemen karena tidak sedikit mata kuliah di Jurusan Manajemen juga membutuhkan prasyarat mata kuliah akuntansi pengantar. Akan tetapi mahasiswa Jurusan ESP sering memandang mata kuliah ini hanya sebagai pelengkap semata. Pandangan ini sangat berpengaruh pada keseriusan mereka dalam mempelajari Akuntansi Pengantar. Oleh karena itu pada temu muka pertama, dosen perlu meluangkan waktu untuk menjelaskan peranan pengetahuan tentang akuntansi yang perlu dipahami oleh para mahasiswa ESP dan manfaatnya bagi mereka apabila kelak mereka telah lulus dari Fakultas Ekonomi. Dosen perlu memberikan wawasan yang dapat merangsang para mahasiswa bahwa dalam porsi tertentu akuntansi tidak hanya harus dipelajari oleh para calon akuntan, tapi juga oleh non-akuntan termasuk para ekonom.
Untuk membangun persepsi mahasiswa bahwa mata kuliah ini benar-benar diperlukan di semua jurusan, dosen sebaiknya memanfaatkan temu muka pertama dengan menjelaskan tujuan akuntansi dan dan hasil akhir akuntansi berupa laporan keuangan. Pertama-tama perlu diperkenalkan tentang dua laporan keuangan yang utama, yaitu laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi. Dengan berbagai cara yang menarik dosen bisa memberi contoh laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan dalam praktik. Sumber-sumber untuk ini mudah diperoleh melalui internet atau dari surat-surat kabar. Beberapa buku teks berbahasa Inggris mutahir melampirkan secara terpisah laporan tahunan yang diterbitkan perusahaan terkenal yang pasti dikenal mahasiswa yang di dalamnya memuat laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, Accounting Principles karangan Kieso dkk. melampirkan laporan tahunan Pepsy Cola. Sambil menunjukkan contoh nyata ini, dosen menerangkan siapa saja yang berkepentingan terhadap laporan semacam itu. Cara ini sangat bermanfaat untuk membangun pemahaman mahasiswa laporan keuangan benar-benar dibutuhkan masyarakat (investor, kreditur, dsb).

PEMBELAJARAN AKUNTANSI PENGANTAR I

Walaupun materi ajar Pengantar Akuntansi I relatif mudah, namun mengingat posisi yang sangat menentukan dari mata kuliah ini, dosen perlu mencermati beberapa bagian yang amat penting dalam proses pembelajarannya. Di bawah ini adalah catatan saya mengenai beberapa bagian penting dalam pembelajaran Pengantar Akuntansi I.

1. Persamaan Dasar Akuntansi

Materi pembelajaran Akuntansi Pengantar I secara keseluruhan mencakup apa yang disebut “Siklus Akuntansi”. Literatur-literatur mata kuliah ini biasanya memulai pembahasan dengan memperkenalkan Persamaan Dasar Akuntansi (Accounting Equation). Mengapa kita harus memulai pembahasan dengan membicarakan persamaan dasar akuntansi?
Buku-buku literatur untuk matakuliah Akuntansi Pengantar yang sekarang populer digunakan kebanyakan tidak memberi uraian panjang lebar tentang apa makna persamaan dasar akuntansi, padahal persamaan dasar ini selanjutnya akan menjadi model pencatatan yang dianut oleh akuntansi dengan metoda pembukuan berpasangannya (double entry bookkeeping). Dalam hal ini dosen dituntut untuk memberi uraian yang melatarbelakangi digunakannya persamaan dasar akuntansi sebagai landasan untuk melakukan pencatatan akuntansi. Apabila dosen hanya memperkenalkan persamaan dasar akuntansi tanpa alasan jelas dan kemudian langsung mendemonstrasikan pengaruh transaksi terhadap persamaan tersebut, dikhawatirkan mahasiswa akan menghafalkan akibat transaksi terhadap persamaan akuntansi tanpa memahami apa yang sesungguhnya terjadi atas ketiga komponen persamaan tersebut.
Walaupun sudah dianggap kuno, buku Accounting Principles karangan Ronald J. Thacker yang populer di Indonesia pada tahun delapanpuluhan, menurut hemat saya paling baik dalam memberikan gambaran mengapa kita sampai pada persamaan dasar akuntansi. Untuk masuk ke bagian yang penting ini, Thacker memulai bahasannya dengan memperkenalkan typical business operations yang sangat mudah dicerna oleh mahasiswa, untuk kemudian sampai pada apa yang disebut the central role of resources yang menggambarkan peranan dan arti pentingnya assets (aktiva) dalam pengelolaan bisnis untuk mencapai tujuan bisnis tersebut yaitu mendapatkan laba. Tahap berikutnya adalah menunjukkan asal atau sumber dari mana perusahaan memperoleh aktivanya. Pentingnya hubungan antara aktiva dengan sumber darimana aktiva tersebut berasal, dapat dilakukan dengan membuat schema yang menggambarkan aliran aktiva dalam operasi perusahaan pada umumnya. Dengan contoh-contoh yang berkaitan dengan transaksi aktiva, bahasan ini diakhiri dengan kesimpulan bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan akan selalu sama jumlahnya dengan sumber dari mana aktiva itu berasal, yaitu yang bersumber dari pemilik (modal), ditambah dengan yang berasal dari kreditur (kewajiban). Dalam hal ini dosen juga perlu waspada bahwa pengertian modal bagi sebagian mahasiswa yang baru mengenal akuntansi sering tidak seperti yang dibayangkan dosen, karena mereka sudah terlanjur mempunyai pengertian yang salah tentang modal. Selama ini sudah tertanam dalam benak kebanyakan mahasiswa baru bahwa yang dimaksud modal adalah kekayaan perusahaan, sehingga ketika mereka diperkenalkan dengan persamaan akuntansi, mereka sulit membedakan aktiva dengan modal
Kadangkala uraian yang sangat sistimatis dengan alur berpikir yang runtut sebagaimana dilakukan Thacker seperti di atas, masih juga kurang memadai untuk membawa mahasiswa sampai pada pemahaman bahwa aktiva di satu sisi harus selalu dihubungkan dengan sumber atau asal aktiva tersebut di lain sisi, sehingga timbul apa yang dikenal dengan persamaan dasar akuntansi. Sebagai upaya untuk menegaskan hubungan tersebut, pada tahapan ini perlu ditunjukkan hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi yaitu laporan keuangan, khususnya laporan posisi keuangan atau neraca. Tekanan diletakkan pada elemen-elemen yang membentuk posisi keuangan suatu perusahaan, yaitu aktiva di satu sisi dan sumber dari mana aktiva tersebut berasal di lain sisi. Dengan cara ini, maka setiap contoh tentang pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi, langsung digambarkan akibatnya terhadap laporan posisi keuangan atau neraca. Kunci keberhasilan dari cara ini, adalah kemampuan dosen untuk memberi ilustrasi kepada para mahasiswa bahwa posisi keuangan perusahaan itu ditentukan oleh ketiga komponen yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan di atas. Jika kita hanya mengetahui aktiva perusahaan, hal itu hanya menggambarkan “kekayaan” yang dimiliki perusahaan, belum menunjukkan posisi keuangan perusahaan. Perusahaan bisa memiliki aktiva yang banyak tetapi posisi keuangannya buruk, sebaliknya perusahaan yang memiliki kekayaan yang lebih sedikit mungkin malahan memiliki posisi keuangan yang lebih baik. Hal ini ditentukan oleh sumber dari mana aktiva tersebut berasal. Oleh karena itu untuk menunjukkan posisi keuangan tidak cukup hanya dengan menunjukkan aktiva yang dimiliki perusahaan, tetapi sekaligus harus ditunjukkan pula komposisi sumber aktiva tersebut, yaitu kewajiban dan modal. Imbangan kewajiban dan modal menentukan baik buruknya posisi keuangan perusahaan.
Dengan tekanan pada posisi keuangan perusahaan yang komponen-komponennya sama dengan komponen persamaan dasar akuntansi, contoh-contoh transaksi pada tahap ini sebaiknya dibatasi pada transaksi yang tidak melibatkan pendapatan dan beban. Contoh transaksi biasanya terbagi atas transaksi yang mempengaruhi aktiva dan modal; aktiva dan kewajiban; dan aktiva dengan aktiva. Bila hal ini telah cukup difahami oleh para mahasiswa, barulah diperkenalkan transaksi pendapatan dan beban dengan cara langsung menambah atau mengurangi modal. Apabila persamaan akuntansi akan dimodifikasi dengan memasukkan pendapatan dan beban, maka persamaan akuntansi sebaiknya dinyatakan sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + M0DAL + (PENDAPATAN - BEBAN)


Saya kurang menyetujui penyajian persamaan dasar akuntansi seperti tertera di bawah ini:



AKTIVA + BEBAN = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN



Walaupun secara matematis penyajian di atas tidak keliru, tetapi untuk tujuan menerangkan hubungan antar komponen-komponen persamaan dasar akuntansi penyajian di atas sukar dipahami mahasiswa dan membingungkan. Sebaliknya penyajian cara pertama seperti disebutkan di atas akan lebih mudah dipahami, dengan catatan bahwa dosen perlu menerangkan terlebih dahulu hal-hal apa yang dapat mempengaruhi jumlah modal.
Pada tahapan ini saya berpendapat sebaiknya kita menghindari transaksi yang berkaitan dengan beban depresiasi aktiva tetap. Buku-buku teks terbitan Amerika yang banyak digunakan sebagai acuan kebanyakan sudah memasukkan hal ini sejak dini. Berdasarkan pengalaman saya, sulit sekali untuk menjelaskan kepada mahasiswa apa yang dimaksud dengan akumulasi depresiasi dan mencantumkannya sebagai pengurang (dalam tanda kurung) di sisi kiri persamaan akuntansi. Hal ini sebaiknya kita tunda sampai pada pembahasan jurnal penyesuaian.
Dengan telah dikenalnya transaksi-transaksi pendapatan dan beban dan pengaruhnya terhadap elemen-elemen persamaan dasar akuntansi, maka tiba gilirannya memperkenalkan laporan keuangan yang khusus menggambarkan hasil usaha perusahaan, yaitu laporan laba-rugi yang menggambarkan pendapatan, beban, dan laba atau rugi, selama suatu periode tertentu.
Keberhasilan dosen dalam menerangkan persamaan dasar akuntansi dan pemakaiannya, serta hubungannya dengan laporan keuangan, amat menentukan keberhasilan dalam menerangkan tahap selanjutnya.




2. Aturan Pendebetan dan Pengkreditan

Pemahaman tentang persamaan dasar akuntansi merupakan fundamen bagi setiap orang yang akan mempelajari akuntansi. Jika hal ini telah cukup dipahami, maka tibalah saatnya untuk mulai memasuki tahapan selanjutnya yaitu menjelaskan mengenai proses akuntansi. Pada tahap pertama diajarkan tentang pencatatan transaksi perusahaan dalam jurnal dan buku besar. Tahap ini merupakan bagian yang teramat penting sehingga dosen dituntut untuk sungguh-sungguh mencari metoda yang tepat agar mahasiswa benar-benar mendalami cara melakukan pencatatan.
Pertama-tama perlu ditegaskan bahwa pencatatan transaksi yang dilakukan dalam rangka menjelaskan persamaan dasar akuntansi bukan merupakan cara mencatat yang lazim dilakukan dalam praktik akuntansi. Dengan menggunakan persamaan dasar akuntansi, mahasiswa dilatih untuk menjabarkan pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi dengan maksud untuk membiasakan mereka untuk melihat pengaruh atau akibat suatu transaksi terhadap elemen (atau elemen-elemen) persamaan dasar akuntansi. Cara penjabaran pengaruh transaksi dilakukan dengan menggunakan pola berpikir akuntansi yaitu pola berpikir yang selalu mengaitkan transaksi dengan aktiva, kewajiban, dan modal. Cara ini juga secara tidak langsung telah membawa mahasiswa untuk melakukan pencatatan dengan metoda pembukuan berpasangan (double entry).
Pola berpikir akuntansi yang tertanam dan dipahami mahasiswa merupakan titik tolak untuk membawa mereka mempelajari cara mencatat transaksi dalam alat-alat pencatatan yang formal yaitu dalam jurnal dan buku besar. Dalam hal ini hampir semua saya buku teks memilih untuk menjelaskan pencatatan dalam buku besar terlebih dahulu, walaupun dalam urutan kegiatan pencatatan pembuatan jurnal dilakukan sebelum pencatatan dilakukan di buku besar. Cara ini dipandang lebih efektif karena hal terpenting dalam proses ini adalah menentukan apa yang harus didebet dan apa yang harus dikredit.
Pada tahapan ini pertama-tama diperkenalkan alat atau tempat pencatatan dilakukan yaitu berupa akun atau perkiraan (account). Bentuk akun yang dianjurkan untuk digunakan sebagai pengenalan pertama adalah akun berbentuk huruf T (T account) tanpa kolom-kolom yang lengkap agar mahasiswa tahu bahwa pada prinsipnya akun memiliki dua sisi. Hindarkan penggunaan kolom-kolom lainnya agar konsentrasi mahasiswa hanya tertuju pada dua kolom (sisi) yang berbeda yaitu sisi kiri yang disebut debet dan sisi kanan di sebut kredit.
Penggunaan akun harus didahului dengan pengenalan sifat-sifat akun. Agar mahasiswa dapat menghayati sifat akun, sebaiknya diperkenalkan lebih dahulu sifat akun-akun neraca atau akun-akun riil. Sifat akun sebaiknya tidak diajarkan sebagai sesuatu yang berasal dari langit dan diterima mahasiswa sebagai bahan hafalan. Akan sangat besar manfaatnya bila sifat akun dijelaskan latar belakangnya. Sifat akun riil harus dikaitkan langsung dengan penyajian akun-akun tersebut dalam neraca. Jadi, karena aktiva disajikan dalam neraca pada sisi kiri, maka sejalan dengan itu bila aktiva ada atau bertambah, keberadaan atau pertambahan aktiva tersebut juga akan terjadi pada sisi kiri atau dalam akun disebut sisi debet. Sebaliknya apabila terjadi pengurangan pada aktiva, maka hal itu akan terajdi pada sisi kebalikannya atau pada sisi kredit. Hal yang sama dapat dijelaskan juga untuk sifat akun kewajiban dan akun modal.
Apabila sifat akun-akun riil dikaitkan dengan penyajian di neraca, sifat akun-akun nominal tidak bisa begitu saja dikaitkan dengan penyajian di laporan laba-rugi, karena laporan rugi laba biasanya disajikan dalam bentuk stafel. Oleh karena itu cara yang dipandang paling logis untuk menerangkan sifat akun nominal (pendapatan dan beban) adalah menghubungkan akun-akun nominal dengan akun modal. Akun pendapatan mempuyai pengaruh yang sejalan dengan akun modal, yaitu jika pendapatan bertambah maka modal juga akan bertambah dan sebaliknya, sedangkan akun beban mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan modal, yaitu bila beban bertambah maka modal akan berkurang dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akun pendapatan mempunyai sifat yang sama dengan akun modal (oleh karenanya jika bertambah harus dikredit dan berkurang didebet) dan akun beban mempunyai sifat berlawanan dengan akun modal (oleh karenanya jika bertambah harus didebet dan berkurang dikredit)
Bila sifat-sifat akun telah diperkenalkan dan latar belakangnya telah dipahami mahasiswa, maka tidak menjadi persoalan bila mahasiswa menghafalkan sifat-sifat akun tersebut. Mahasiswa jangan dipaksa menghafalkan sifat-sifat akun, tanpa memahami alasannya karena hal itu akan membuat mahasiswa terbiasa menghafalkan apa yang harus didebet dan dikredit dari setiap transaksi. Hafalan semacam itu biasanya disiapkan sekedar untuk menghadapi ujian yang hanya akan bertahan sesaat.
Cara penyampaian yang baik oleh dosen tentang sifat akun seperti diuraikan di atas hendaknya diikuti dengan pemberian soal-soal latihan sebanyak mungkin. Waktu yang disediakan untuk latihan hendaknya benar-benar diperhitungkan agar cukup memberi kesempatan berlatih, baik dikerjakan dalam kelas di bawah bimbingan dan pengawasan dosen, maupun dalam bentuk tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah. Dosen hendaknya menyadari sungguh-sungguh bahwa pemahaman tentang aturan pendebetan dan pengkreditan akibat transaksi merupakan bagian yang teramat penting (kalau tidak bisa dikatakan paling penting) diantara semua kegiatan dalam rangkaian siklus akuntansi.
Apabila bagian ini telah dapat dilalui dengan baik, maka proses pencatatan lain seperti membuat jurnal dan posting ayat-ayat jurnal ke buku besar tidaklah merupakan bagian yang sulit untuk dipahami mahasiswa. Demikian pula pengenalan mahasiswa pada bentuk akun lain yang tidak sesederhana akun T, seperti akun bentuk saldo berjalan (runing balance) dapat dilakukan tanpa kesulitan yang berarti.


3. Pembuatan Jurnal Penyesuaian (Adjustment)

Sebagian besar mahasiswa yang pernah menempuh mata kuliah Akuntansi Pengantar I berpendapat bahwa materi kuliah yang paling sulit dalam Akuntansi Pengantar I adalah pembuatan jurnal penyesuaian. Demikian pula para dosen berpendapat bahwa menanamkan pemahaman materi ini tidaklah mudah. Menurut pengamatan dan pengalaman saya, kesulitan ini umumnya disebabkan oleh belum matangnya mahasiswa dalam melakukan pencatatan transaksi yang kunci pokoknya adalah pemahaman melakukan pendebetan dan pengkreditan ke dalam akun-akun yang sesuai. Dalam situasi demikian mahasiswa sebenarnya belum siap untuk diajari bagaimana membuat jurnal penyesuaian. Bila situasi kelas menunjukkan keadaan semacam itu, pemberian materi tentang jurnal penyesuaian sebaiknya ditunda. Akan lebih baik hasilnya jika porsi latihan tentang penjurnalan, posting ke buku besar dan pembuatan neraca saldo ditambah sampai materi tersebut benar-benar dimengerti.
Pembuatan jurnal penyesuaian sebagian besar berhubungan dengan apa yang telah dicatat pada waktu yang lalu yang hasilnya terpampang dalam bentuk neraca saldo di akhir periode. Bisa dibayangkan betapa sulitnya membuat jurnal penyesuaian apabila mahasiswa tidak bisa menginterpretasikan arti saldo-saldo yang tercantum dalam ringkasan hasil transaksi yang berujud neraca saldo tersebut.
Pertama-tama perlu dijelaskan tentang alasan mengapa jurnal penyesuaian akhir periode harus dilakukan. Dalam hal ini mahasiswa perlu diingatkan akan adanya beberapa konsep dasar yang telah diperkenalkan kepada mereka pada bab sebelumnya, yaitu konsep tentang pengakuan pendapatan (revenue) dan beban (expenses) yang didasarkan pada dasar akrual (accrual basis) , serta konsep penandingan (matching concept). Konsep-konsep tersebut perlu dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, karena ketiganya mendasari alasan mengapa pada akhir periode akuntansi perlu dilakukan penyesuaian. Pemberian penjelasan tentang konsep-konsep tersebut kepada mahasiswa baru bukanlah hal yang mudah. Dosen dituntut untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam menjelaskan konsep-konsep tersebut tanpa menyimpang dari pengertian yang sesungguhnya.
Pembuatan jurnal penyesuaian sebagian besar berkaitan dengan transaksi-transaksi accrual dan deferral. Untuk dapat membuat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode, mahasiswa dituntut untuk memahami kedua tipe transaksi ini. Oleh karenanya dosen harus sungguh-sungguh menyadari betapa sulitnya bagi mahasiswa baru untuk memahami hal tersenut. Tidaklah mudah bagi mahasiswa yang baru beberapa minggu kuliah di perguruan tinggi untuk memahami bahwa “beban yang dibayar di muka”(prepaid expenses) adalah aktiva. Karena istilah ini dimulai dengan kata “beban” maka dalam pikiran mereka istilah ini tidak ada bedanya dengan beban-beban yang lain. Oleh karena itu tekanan harus diberikan pada kata-kata “dibayar di muka” yang menjadikannya bukan merupakan kelompok beban melainkan aktiva.
Lebih sulit lagi adalah menanamkan pengertian bahwa “pendapatan diterima di muka” merupakan kewajiban atau utang. Mereka sering memiliki pengertian yang keliru bahwa yang disebut utang adalah sesuatu yang harus selalu dibayar atau dilunasi dengan uang. Oleh karena itu sulit bagi mereka untuk memahami bahwa jika perusahaan menerima sejumlah pendapatan sewa di muka, maka hal itu merupakan utang bagi perusahaan. Untuk itu dosen dituntut untuk bisa memberi contoh-contoh sederhana dengan transaksi-transaksi yang biasa ditemui para mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
Hal lain yang menyebabkan pembuatan jurnal penyesuaian dirasakan sulit oleh mahasiswa adalah bahwa ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat tergantung pada ayat jurnal yang dibuat sebelumnya. Sebagai contoh, transaksi pembayaran beban di muka dapat dicatat dengan mendebet akun beban atau dapat pula dicatat dengan mendebet akun beban dibayar di muka. Jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode, tergantung pada akun mana yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi tersebut pada saat transaksi terjadi. Bisa dibayangkan betapa sulitnya menentukan jurnal penyesuaian yang diperlukan jika mahasiswa masih sulit membedakan cara pencatatan transaksi demikian. Oleh karena itu, sekali lagi perlu ditekankan di sini bahwa kematangan mahasiswa dalam mencatat (menentukan debet dan kredit) suatu transaksi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi sebelum mereka mempelajari pembuatan jurnal penyesuaian.
Mengingat tingkat kesulitan untuk memahami pembuatan jurnal penyesuaian cukup tinggi bagi mahasiswa baru, maka sebaiknya dalam satuan acara perkuliahan (SAP) mata kuliah Akuntansi Pengantar I, materi pembuatan jurnal penyesuaian dibatasi hanya untuk transaksi accrual dan deferral saja. Hal-hal lain yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode sebaiknya diterangkan pada kesempatan lain atau dalam mata kuliah lain. Sebagai contoh, pembuatan jurnal penyesuaian untuk mencatat kerugian piutang dengan metoda cadangan, sebaiknya tidak diterangkan pada tahap ini, karena mahasiswa akan sulit sekali mencerna akun yang sama sekali asing yaitu akun Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debts).
Hal terakhir yang perlu ditekankan pada materi ajaran pembuatan jurnal penyesuaian ini adalah penegasan kepada para mahasiswa bahwa ayat-ayat jurnal penyesuaian dilakukan atau dibuat dalam buku jurnal, seperti halnya jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi rutin. Ayat-ayat jurnal penyesuaian ini selanjutnya juga dibukukan (posting) ke dalam buku besar yang sama sebagaimana digunakan dalam pembukuan transaksi rutin. Hal ini perlu ditegaskan untuk mencegah kerancuan dan kebingungan mahasiswa sehubungan dengan digunakannya neraca lajur (worksheet) yang akan diuraikan di bawah ini.

4. Neraca Lajur (Worksheet)

Pertama-tama perlu dijelaskan pada para mahasiswa bahwa neraca lajur bukan alat pencatatan yang formal. Neraca lajur atau lebih tepat disebut kertas kerja, merupakan alat atau media yang digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan laporan keuangan. Ini berarti bahwa jika kita dapat menyusun laporan keuangan langsung dari buku besar, maka pembuatan neraca lajur dapat diabaikan. Namun dalam praktiknya neraca lajur hampir selalu dibuat perusahaan karena manfaatnya yang sangat besar, tidak saja dalam mempercepat dan mempermudah penyusunan laporan keuangan, tetapi juga untuk mengurangi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan.
Secara teknis pembuatan neraca lajur tidaklah sulit untuk diterangkan, namun dosen perlu menegaskan bahwa walaupun neraca lajur sangat membantu dalam pembuatan laporan keuangan, hal itu tidak berarti bahwa data dalam neraca lajur akan disajikan dengan cara yang sama dalam laporan keuangan. Hal ini nampak terutama dalam pembuatan neraca. Data dalam kolom “neraca” di neraca lajur, apabila akan dikutip untuk disajikan dalam neraca yang formal, harus dilakukan dengan memperhatikan teknis penyusunan neraca. Ini berarti tidak semua data yang tercantum pada sisi debet (sisi kiri) dalam kolom “neraca” di neraca lajur akan disajikan pada sisi kiri dalam sebuah neraca. Demikian pula tidak semua data yang tercantum pada sisi kredit (sisi kanan) dalam kolom “neraca” di neraca lajur akan disajikan pada sisi kanan dalam sebuah neraca. Hal ini terjadi karena Prinsip Akuntansi mengatur cara penyajian hal-hal tertentu dalam neraca. Sebagai contoh, dalam neraca lajur saldo debet akun Prive dicantumkan pada sisi debet dalam kolom “neraca” . Dalam neraca yang formal yang disusun berdasarkan neraca lajur tersebut, saldo debet akun Prive tidak dicantumkan pada sisi kiri neraca karena sisi kiri neraca menggambarkan aktiva (sedangkan prive jelas bukan aktiva), melainkan dicantumkan dalam laporan perubahan modal atau sebagai pengurang terhadap modal. Contoh lain, dalam neraca lajur saldo kredit akun Akumulasi Depresiasi dicantumkan pada sisi kredit. Dalam neraca yang formal yang disusun berdasarkan neraca lajur tersebut, akun Akumulasi Depresiasi tidak dicantumkan pada sisi kanan neraca karena sisi kanan neraca menggambarkan kewajiban dan modal (sedangkan akumulasi depresiasi jelas bukan kewajiban maupun modal), melainkan dicantumkan pada sisi kiri neraca sebagai pengurang terhadap akun aktiva tetap yang bersangkutan. Akibatnya total rupiah kolom-kolom “neraca” di neraca lajur menjadi tidak sama dengan total rupiah pada sisi kiri dan sisi kanan neraca.
Kolom “Penyesuaian” dalam neraca lajur diperlukan agar bisa diketahui saldo setelah disesuaikan (jika ada penyesuaian). Seperti telah disinggung di atas, ayat jurnal penyesuaian yang sesungguhnya tetap dikerjakan dalam buku jurnal untuk selanjutnya dibukukan ke akun yang bersangkutan di buku besar. Hal ini perlu ditegaskan kepada para mahasiswa, karena tidak jarang mahasiswa mengartikan bahwa jurnal penyesuaian dibuat dalam neraca lajur.
Ketidakjelasan media yang digunakan untuk mencatat di atas akan dapat diatasi apabila pembelajaran Akuntansi Pengantar I dilengkapi dengan practice set. Mahasiswa diberi satu set transaksi selama satu bulan untuk dicatat dalam kertas kerja yang telah disediakan yang terdiri dari : lembar jurnal, lembar buku besar, lembar neraca saldo, lembar neraca lajur, dan lembar laporan keuangan. Dengan cara ini menjadi jelas bagi mahasiswa bahwa jurnal penyesuaian dikerjakan dalam lembar jurnal untuk kemudian dibukukan ke dalam lembar buku besar yang merupakan lembar tersendiri (terpisah). Jurnal penyesuaian tersebut juga dicantumkan pada kolom “Penyesuaian” di neraca lajur yang juga merupakan lembar terpisah. Practice set bisa menjadi alat peraga yang efektif dalam memvisualisasikan proses pencatatan dibandingkan dengan hanya menerangkan melalui gambar di papan tulis.

5. Jurnal Penyesuaian Kembali (Reversing Entry)

Materi pembelajaran tentang pembuatan jurnal penyesuaian kembali (reversing entry)merupakan salah satu materi yang tidak mudah dalam pembelajaran Akuntansi Pengantar I. Dalam berbagai kesempatan melakukan wawancara pada beberapa calon tenaga dosen dan asisten untuk Jurusan Akuntansi, saya sering meminta mereka untuk menjelaskan pembuatan jurnal penyesuaian kembali. Mereka adalah sarjana Jurusan Akuntansi (untuk dosen) dan mahasiswa Jurusan Akuntansi yang telah menempuh lebih dari 110 SKS pada Jurusan Akuntansi (untuk asisten). Ternyata banyak yang tidak dapat menjelaskan dengan baik atau bahkan memberi jawaban yang sama sekali keliru. Kesulitan yang dihadapi terutama dalam menjelaskan tujuan pembuatan jurnal penyesuaian kembali dan menentukan jurnal penyesuaian mana yang perlu disesuaikan kembali.
Pertama-tama perlu dijelaskan bahwa pembuatan jurnal penyesuaian kembali bersifat optional. Artinya tidak wajib dibuat oleh setiap perusahaan. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan pembuatan jurnal penyesuaian kembali yaitu untuk memudahkan pencatatan transaksi-transaksi yang berulang setiap minggu atau bulan yang pencatatannya dilakukan melalui standar jurnal tertentu dan pada akhir periode sebelumnya telah dilakukan penyesuaian. Sebagai contoh pembayaran upah atau gaji dilakukan setiap akhir minggu atau akhir bulan dengan jurnal standar: Debet: Beban Gaji dan Upah; dan Kredit: Kas. Apabila pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang gaji yang dilakukan dengan mendebet akun Gaji dan Upah dan mengkredit akun Utang Gaji dan Upah (Catatan: debet dan kredit ayat jurnal penyesuaian ini tidak sama dengan jurnal standar di atas), maka akan bermanfaat sekali bila kita membuat penyesuaian kembali pada awal tahun berikutnya, sehingga pada saat dilakukan pembayaran rutin atas gaji dan upah, hal tersebut dapat dicatat dengan jurnal standar di atas tanpa memikirkan adanya utang gaji. Dari contoh ini terlihat bahwa pembuatan jurnal penyesuaian kembali akan terasa bermanfaat jika cara pencatatan yang berlaku pada perusahaan menganut jurnal standar tertentu.
Persoalan lain adalah “kapan sebaiknya materi ini disampaikan kepada mahasiswa”, apakah setelah selesai pembahasan tentang jurnal penyesuaian ataukah pada bagian lain. Sebagian dosen mengajarkan materi ini segera setelah selesai membahas jurnal penyesuaian dengan pertimbangan bahwa materi pembuatan jurnal penyesuaian masih hangat dalam ingatan mahasiswa. Menurut hemat saya, cara ini mengandung “bahaya” yang kadang-kadang bisa berakibat sangat serius. Pertama, cara ini tidak sejalan dengan urutan kegiatan dalam proses akuntansi, sehingga akan mengganggu upaya kita dalam memberikan ilustrasi tentang jalannya silus akuntansi. Kedua, cara ini juga bisa memancing mahasiswa untuk menjurnal balik semua jurnal penyesuaian yang telah dilakukan, tanpa memandang perlu tidaknya hal itu dilakukan yang akibatnya merusak seluruh jurnal penyesuaian yang diperlukan. Menurut hemat saya, materi ini sebaiknya diajarkan setelah semua tahapan dalam siklus akuntansi dikerjakan, yaitu setelah dilakukan penutupan buku, karena dalam praktik kegiatan ini dilakukan menjelang perusahaan memulai kembali kegiatan pencatatan pada tahun buku yang baru.


6. Penutupan Pembukuan

Menutup pembukuan adalah istilah tehnis akuntansi yang dilakukan dengan membuat jurnal penutup pada akhir periode akuntansi. Pada hakekatnya menutup pembukuan berarti mengakhiri akun-akun tertentu karena saldo akun tersebut tidak akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya. Mengapa demikian?
Untuk menjelaskan hal ini dosen harus kembali ke bab sebelumnya, yaitu pada pembicaraan tentang timbulnya kelompok-kelompok akun di saat dosen mulai memperkenalkan bentuk dan sifat-sifat akun. Seperti kita ketahui, pada tahap awal mahasiswa hanya diperkenalkan pada tiga kelompok akun, yaitu akun aktiva, akun kewajiban, dan akun modal, yaitu akun-akun yang tergolong dalam kelompok akun neraca atau akun riil. Kelompok akun tersebut memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan Dengan mulai diperkenalkannya transaksi-transaksi pendapatan dan beban, maka muncul kelompok akun baru yaitu akun pendapatan dan akun beban, yang disebut juga kelompok akun nominal. Akun-akun ini sebenarnya hanya merupakan “kepanjangan tangan” dari akun modal. Disebut demikian karena pendapatan dan beban akan berpengaruh pada bertambah atau berkurangnya modal. Namun mengingat bahwa informasi tentang pendapatan dan beban diperlukan untuk memberi gambaran tentang hasil operasi perusahaan yang seringkali harus cukup rinci, maka pendapatan dan beban dicatat dalam akun-akun tersendiri. Kelompok akun ini memberi gambaran tentang hasil operasi perusahaan yang tidak bisa digambarkan oleh kelompok akun riil. Kelompok akun nominal disebut juga akun-akun sementara (temporary accounts) karena keberadaannya hanya sementara yaitu sampai akhir periode.Pada akhir periode akun-akun sementara ini harus diakhiri yaitu dengan cara memindahkan saldo-saldonya ke akun modal (melalui akun Rugi-Laba). Proses pemindahan akun-akun sementara atau akun nominal ke akun modal inilah yang disebut proses penutupan buku. Secara tehnis proses pemindahan atau penutupan ini dilakukan dengan membuat jurnal yang disebut jurnal penutup.
Akun-akun riil yaitu akun-akun aktiva, kewajiban, dan modal tidak perlu ditutup, karena akun-akun tersebut saldonya akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya. Itulah sebabnya akun-akun riil disebut juga akun permanen (permanent accounts).
Uraian di atas perlu diungkapkan kepada para mahasiswa karena dengan uraian tersebut proses penutupan buku dengan alasan-alasannya menjadi mudah difahami mahasiswa. Proses pembuatan jurnal penutup menjadi jelas urutan langkahnya. Proses tersebut bisa dibagi menjadi empat langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Memindahkan saldo akun-akun pendapatan ke akun Rugi-Laba (Debet: Akun Pendapatan; Kredit: Rugi-Laba).
2. Memindahkan saldo akun-akun beban ke akun Rugi-Laba (Debet: Rugi-Laba; Kredit: Akun Beban)
3. Memindahkan saldo akun Rugi-Laba ke akun Modal.
4. Memindahkan saldo akun prive (jika ada) ke akun Modal.

7. Neraca Saldo Setelah Penutupan Buku

Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo setelah penutupan buku. Menjelaskan cara membuat neraca saldo setelah penutupan buku bukanlah pekerjaan yang sulit, tetapi yang penting pada tahap ini adalah menjelaskan apa tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan buku.
Mahasiswa harus diingatkan bahwa laporan keuangan (termasuk didalamnya neraca) disusun berdasarkan data yang dihasilkan oleh neraca lajur. Cara ini ditempuh karena melalui neraca lajur proses penyusunan laporan keuangan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mudah . Selain itu risiko terjadinya kesalahan dalam proses penyusunan laporan keuangan bisa dikurangi. Sementara itu pembuatan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup berikut pembukuannya (posting) ke buku besar dilakukan setelah laporan keuangan tersusun. Idealnya walaupun laporan keuangan disusun melalui neraca lajur, data yang tercantum dalam laporan keuangan tetap harus sama dengan data yang tercantum dalam buku besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan data saldo yang terdapat dalam buku besar setelah penutupan buku dengan data yang tercantum neraca. Inilah kunci persoalan mengapa perusahaan perlu menyusun neraca saldo setelah penutupan buku.

8. Pendekatan HPP dan Non-HPP dalam Akuntansi untuk Perusahaan Dagang

Butir-butir persoalan yang perlu mendapat perhatian dosen dalam pembelajaran Akuntansi Pengantar di atas berlaku baik untuk perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. “Masalah” yang akan diuraikan berikut ini khusus dijumpai dalam akuntansi untuk perusahaan dagang. Persoalan yang dimaksud bermula pada tahapan pembuatan jurnal penyesuaian dan selanjutnya juga akan berpengaruh pada pembuatan neraca lajur dan jurnal penutup. Bagi para sarjana akuntansi yang telah mempelajari akuntansi sampai tingkat lanjut, apa yang akan diuraikan di bawah ini bukan merupakan masalah, karena hanya merupakan variasi dalam metoda pencatatan, tetapi secara prinsip tidak bertentangan dan hasil akhirnya tidak berbeda. Akan tetapi bagi para pengajar Akuntansi Pengantar yang sangat peduli pada upaya untuk menjelaskan setiap materi dengan penalaran yang teratur, hal ini sering menjadi ganjalan dan selalu menjadi bahan diskusi yang belum terpecahkan dengan memuaskan.
Sebagaimana diketahui bahwa pada Akuntansi Pengantar I, metoda pencatatan persediaan yang dianut adalah metoda fisik (metoda periodik), dengan pertimbangan bahwa metoda ini sederhana dan banyak digunakan dalam perusahaan kecil. Metoda persediaan perpetual yang lebih canggih baru akan dibahas pada Akuntansi Pengantar II. Pada metoda fisik, transaksi pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet akun Pembelian dan penentuan persediaan akhir periode dilakukan berdasarkan hasil perhitungan fisik. Angka persediaan akhir ini dengan jurnal tertentu di debet ke akun Persediaan. Pada buku-buku teks Accounting Principles versi lama, pencatatan persediaan akhir (hasil perhitungan fisik) dicatat dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan (HPP). Melalui jurnal penyesuaian pula saldo persediaan awal dan pembelian (termasuk retur pembelian dan potongan pembelian) dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan.Dengan jurnal penyesuaian tersebut maka diperoleh dua manfaat, yaitu (1) akun Persediaan menunjukkan saldo per akhir tahun, sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya ada dalam persediaan (on hand), dan (2) dalam pembukuan segera terlihat angka harga pokok penjualan yang selama ini tidak nampak (berbeda dengan metoda perpetual yang selalu menunjukkan besarnya harga pokok penjualan. Keuntungan lebih lanjut dirasakan dalam pembuatan neraca lajur. Dalam proses mendistribusikan saldo-saldo akun yang tercantum dalam kolom “neraca saldo setelah disesuaikan” (adjusted trial balance) ke dalam kolom-kolom rugi-laba atau neraca, semuanya dapat dilakukan dengan mengikuti aturan baku yang enak diikuti , yaitu: semua aktiva dicantumkan pada kolom kiri neraca, kewajiban dan modal pada kolom kanan neraca, semua beban pada kolom kiri rugi-laba, dan pendapatan pada kolom kanan rugi-laba.Aturan-aturan ini sangat mudah diikuti mahasiswa dan sejalan dengan saldo normal akun-akun dan tempat penyajian akun dalam laporan keuangan. Keuntungan lebih lanjut juga dirasakan pada pembuatan jurnal penutup. Sebagaimana disinggung pada butir 6 di atas, jurnal penutup dibuat untuk memindahkan saldo akun-akun sementara (yang tidak lain adalah akun pendapatan dan beban) ke akun Modal melalui akun Rugi-Laba. Aturan bakunya yang sangat mudah diikuti adalah: semua akun pendapatan didebet dan dikredit akun R/L, dan semua akun beban dikredit dan didebet akun R/L. Dalam buku-buku teks terbitan sekarang, persediaan akhir tidak lagi dicatat dalam pembukuan melalui harga pokok penjualan. Untuk ini dikenal dua macam metoda, yaitu (1) metoda jurnal penutup (closing-entry method), dan (2) metoda jurnal penyesuaian (adjusting-entry method). Dalam metoda jurnal penutup, saldo persediaan akhir tidak dicatat ke dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian, melainkan akan dicatat kemudian melalui jurnal penutup. Demikian pula halnya dengan akun Persediaan (yang menunjukkan saldo persediaan awal) dan akun Pembelian tidak disesuaikan, sehingga dalam kolom “neraca saldo setelah disesuaikan” di neraca lajur saldo akun Persediaan tetap menunjukkan sebesar jumlah persediaan awal dan akun-akun yang bersangkutan dengan pembelian (Pembelian, Retur Pembelian, Potongan Pembelian, dan Beban Angkut Pembelian) tetap tidak berubah. Akibat “kurang menyenangkan” mulai dirasakan pada tahap penyelesaian neraca lajur, yaitu pada saat akan dilakukan pendistribusian angka-angka saldo dari kolom “neraca saldo setelah disesuaikan”. Pada tahap ini saldo persediaan awal dimasukkan ke dalam sisi kiri kolom Rugi-Laba, dan angka saldo persediaan akhir dimasukkan ke dalam sisi kanan di kolom Rugi-Laba. Pada saat yang bersamaan saldo persediaan akhir juga dicantumkan pada sisi kiri pada kolom Neraca. Cara ini sungguh menyimpang dari aturan baku yang berlaku bagi akun-akun lainnya, dan terasa seperti “dipaksakan” yang bagi para pemula sering sukar dimengerti. Akibatnya bagian ini dihafalkan mahasiswa tanpa dimengerti alasannya. Situasi kurang menyenangkan terulang kembali pada saat pembuatan jurnal penutup. Di sini aturan baku pembuatan jurnal penutup yang sangat mudah diterima nalar seperti diuraikan di atas juga disimpangi. Pada tahap pertama “pokoknya” semua akun sementara yang bersaldo kredit plus akun persediaan (sebesar saldo akhir) didebet dengan kredit akun R/L; dan semua akun sementara bersaldo debet plus akun persediaan (sebesar saldo persediaan awal) dikredit dengan debet akun R/L. Jurnal penutup ini sangat menyimpang dari aturan baku karena akun persediaan bukan merupakan akun nominal dan bukan pula akun sementara. Akun persediaan adalah akun permanen yang saldonya akan dibawa ke periode berikutnya. Tidak heran dengan metoda semacam ini mahasiswa akhirnya menghafalkan jurnal penutup dengan didahului kata “pokoknya” , yang tentu saja kurang baik ditinjau dari segi metoda belajar.
Dalam metoda jurnal - penyesuaian, saldo akhir persediaan tidak dimasukkan ke dalam pembukuan melalui jurnal penutup, melainkan melalui jurnal penyesuaian. Namun berbeda dengan metoda terdahulu, saldo akun persediaan awal dan saldo persediaan akhir melalui jurnal penyesuaian dicatat dengan mendebet dan mengkredit akun Rugi-Laba (Income Summary) sebagai berikut:
Persediaan (akhir)…………………….. xxx
Rugi-Laba………………………. xxx
Rugi-Laba………………………………. xxx
Persediaan (awal)……………… xxx
Menurut pemahaman saya, metoda ini lebih baik daripada metoda jurnal-penutup. Dalam proses pengerjaan neraca lajur, satu-satunya ganjalan yang sering dirasa agak “mengganggu” adalah munculnya akun Rugi-Laba yang bercampur dengan akun-akun lain dalam batang tubuh neraca lajur, sehingga total jumlah sisi debet kolom rugi-laba tidak lagi mencerminkan total beban, dan total sisi kanan dalam kolom rugi-laba tidak mencerminkan total pendapatan. Namun secara keseluruhan metoda ini masih lebih mudah dimengerti oleh para mahasiswa daripada metoda jurnal-penutup.
Seperti telah dikemukakan di atas, ketiga metoda tersebut sebenarnya sama-sama dapat digunakan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang sama, namun jika dosen mewajibkan para mahasiswa untuk menggunakan acuan buku teks berbahasa Inggris terbitan sekarang, hampir semuanya menggunakan metoda jurnal-penutup yang kurang disukai oleh kebanyakan dosen pengajar mata kuliah Akuntansi Pengantar yang saya kenal, karena alasan-alasan seperti diuraikan di atas. Sebagai jalan keluar, dosen akhirnya mengajarkan semua metoda di atas dan mahasiswa dibiarkan memilih metoda yang paling mereka sukai.

PENUTUP
Pembelajaran Akuntansi Pengantar di perguruan tinggi memiliki posisi yang strategis dalam membentuk pemahaman peserta didik (mahasiswa) dalam mempelajari akuntansi pada tingkat berikutnya. Oleh karena itu dosen dituntut untuk mengajarkan mata kuliah ini dengan menekankan pada konsep-konsep dan logika serta alasan yang jelas. Dosen juga perlu secara terus menerus memperbaiki diri dalam mencari metoda yang tepat untuk mengajarkan mata kuliah ini.
Yogyakarta, 1 Juli 2009



DAFTAR PUSTAKA
Horngren, Charles T., and Walter T. Harrison, Jr., Accounting, Second Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1993
Thacker, Ronald. J.,Accounting Principles, 2nd. Edition, Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, 1979.
Weygant, Jerry J., Donald E. Kieso, and Walter G. Kell, 7th Edition, Accounting Principles, John Wley & Sons, Inc, New York, 2005.
Warren, Carl s., Philip E. Fess, and James M. Reeve, Accounting, South-Western College Publishing, 18 th. Ed., Cincinnati, Ohio, 1996.

Minggu, 23 Mei 2010

cara pembuatan laporan rugi laba

LAPORAN RUGI LABA

Karena laporan rugi laba merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Banyak kesan bahwa menyusun laporan ini sulit, Pada hal sangat sederhana apalagi dikerjakan pada sistem akuntansi komputer, untuk menerbitkan laporan ini tinggal clik command button, komputer segera mengerjakannya. Gampangkan ?
Sesungguhnya memang sederhana dan gampang sekali. Timbulnya kesan rumit adalah karena laporan ini melibatkan semua transaksi yang jumlahnya relative banyak, mulai dari awal periode akuntansi sampai periode akhir. Jumlah yang banyak itulah yang sulit, namun dengan bantuan komputer semua itu jadi mudah dan cepat.
Untuk memahami laporan Rugi laba kita perhatikan konsep dasarnya yang sangat sederhana yaitu :
UNTUNG = JUAL – BELI
Sekarang kita kembangkan, Jual itu dalam suatu kegiatan usaha melibat unsur diskon, retur dll. Sedangkan unsur beli melibatkan unsur barang yang dijual sebagai biaya pokok. Disamping itu dalam melakukan usaha tersebut melibatkan kegiatan operasional yang menyebabkan timbul biaya operasional. Selain itu masih terdapat unsur lain yaitu unsur yang tidak terkait langsung dengan usaha pokok perusahaan kita sebut saja pendapatan/biaya diluar usaha atau biaya lain lain dan terakhir terdapat hubungan dengan kewajiban kepada pemerintah yaitu berupa pajak.


Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka dapat kita temukan susunan seperti berikut:
JUDUL DAN PERIODE ——> STANDAR AKUNTANSI
1. PENDAPATAN/PENGHASILAN :
• ……………………………………….. nnnnnnnn
• ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH PENGHASILAN NNNNNNN —-> JUAL
2. HARGA POKOK PERSEDIAAN:
• ……………………………………….. nnnnnnnn
• ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH HARGA POKOK PERSEDIAAN NNNNNNN - ———> BELI
PENGHASILAN NNNNNNN ———-> UNTUNG
3. BIAYA OPERASI:
• BIAYA PENJUALAN
o …………………………….. nnnnnnnn
o …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA PENJUALAN NNNNNNN
• BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
o …………………………….. nnnnnnnn
o …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA ADMINISTRASI NNNNNNN +
4. JUMLAH BIAYA OPERASI NNNNNNNN -
5. PENDAPATAN/BIAYA LAIN LAIN:
• PENDAPATAN LAIN LAIN
o …………………………….. nnnnnnnn
• BIAYA LAIN-LAIN
o …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH PENDAPATAN & BIAYA LAIN LAIN NNNNNNN
6. LABA SEBELUM PAJAK NNNNNNN
7. PAJAK PENGHASILAN NNNNNNN
LABA/RUGI BERSIH NNNNNNN

Selanjutnya berdasarkan kebutuhan, rugi laba perlu dibandingkan dengan rugi laba periode tertentu misal periode yang sama pada masa akuntansi tahun lalu atau dengan periode akhir tahun lalu, sehingga laporan laba rugi dapat menampikan perkembangan usaha.
Dari cara menghitung terdapat dua bentuk laporan rugi laba yaitu metode periodical dan perpetual inventoy dimana metote periodical inventory sudah jarang digunakan karena dengan bantuan komputer menggunakan metode perpertual inventory, laporan rugi laba dapat divisual kapan saja diperlukan.
Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa, dagang dan industri hanya terdapat perbedaan pada rekening-rekening rugi laba yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut misalnya :
• Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sehingga dalam laporan rugilaba tidak terdapat komponen harga pokok persediaan
• Perbedaan nama rekening misalnya nama rekening penghasilan pada perusahaan dagang “Penghasilan Penjualan “ sedangkan pada perusahaan jasa adalah “Penghasilan Jasa”
• dll.
Untuk melakukan hal tersebut, sulit hanya semata-mata karena melibatkan banyak data namun dengan bantuan aplikasi komputer laporan rugi laba dapat dihasilkan dalam hitungan detik, sehingga dapat dilihat kapan saja dibutuhkan.








Menyusun Rekening Rugi Laba
PENDAPATAN/PENGHASILAN :
Yaitu pendapat/penghasilan dari usaha pokok perusahaan. Pada persusahaan dagang adalah penghasilan dari penjualan barang dagang yang selanjutnya disebut penjualan. Elemen lain yang mempengaruhi penjualan adalah potongan penjualan dan retur penjualan
Penjualan 99,999,999.00
PotonganPenjualan 99,999,999.00
Retur Penjualan 99,999,999.00 +

PENJUALAN BERSIH 99,999,999.00


Perlu tidaknya rekening penjualan ke rekening yang lebih spesifik sepenuhnya adalah kebijakan pimpinan perusahaan. Saya pernah melakukanya atas permintaan manajemen perusahaan clien saya dimana setia item barang memiliki rekening sendiri. Total rekening Neraca dan Rugi laba menjadi 750 item. Informasi yang diperileh sangat terinci namun disisi lain menuntut user untuk bekerja lebih teliti dan punya tinggkat kesulitan ngat tinggi. Tip dari saya sebaiknya kalau memang ingin di detail cukup dengan membuat berdasarkan kelompok-kelompok barang saja.





HARGA POKOK PERSEDIAAN :
Adalah semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh persediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual, namun umumnya hanya elemen yang terkait secara langsung saja yang dikelompokan sebagai harga pokok persediaan. Elemen yang mempengaruhi nilai harga pokok peresediaan adalah potongan pembelian dan retur pembelian.
Pembelian 99,999,999.00
Biaya Transport 99,999,999.00
Potongan Pembelian 99,999,999.00
Retur Pembelian 99,999,999.00 +
HARGA POKOK PERSEDIAAN 99,999,999.00
JUMLAH PENDAPATAN/PENGHASILAN 9,999,999,999.00













BIAYA OPERASIONAL :
Adalah semua biaya yang diperlukan dalam usaha pokok perusahaan, selain Harga pokok persediaan meliputi biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Umumnya biaya-2 tersebut sekelompokan sbb:
BIAYA PENJUALAN :
Adalah biaya yang digunakan, untuk menjual barang dagang termasuk di dalamnya biaya yang digunakan untuk menagih hasil penjualan.
Biaya Gaji & Uang Transport Marketing 99,999,999.00
Biaya Iklan 99,999,999.00
Biaya Transport 99,999,999.00
Biaya Penagihan ( Kolektor ) 99,999,999.00 +
TOTAL BIAYA PENJUALAN 99,999,999.00












PENDAPATAN LAIN :
Adalah pendapatan/penghsilan yang diperoleh dari aktivitas diluar usaha pokok perusahaan
Pendapatan Ongkos Angkut 99,999,999.00
Pendapatan Ongkos Potong 99,999,999.00
Pendapatan Bunga Jasa Giro 99,999,999.00

TOTAL PENDAPATAN LAIN 99,999,999.00

BIAYA LAIN-LAIN
Biaya Lain – lain 99,999,999.00
Biaya Bunga Bank 99,999,999.00
Penghapusan Piutang 99,999,999.00
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap 99,999,999.00 +

TOTAL BIAYA LAIN-LAIN 99,999,999.00

POS LUAR BIASA
Peghasilan/Biaya/kerugian dari peristiwa/ kejadian luar biasa (Yang jarang terjadi) 99,999,999.00 +

TOTAL POS LUAR BIASA 99,999,999.00
LABA SEBELUM PAJAK 99,999,999.00






BIAYA UMUM & ADMINISTRASI :
Adalah kelompok biaya yang tidak berbanding lurus B16dengan hasil usaha. Namun besar anggaran yang ditetapkan untuk masing-masing element biaya, menentukan efektifitas kinerja perusahaan sehingga masing-masing elemen biaya umum dan administrasi perlu dikontrol agar selalu terjadi sinkronisasi dengan aktivitas perusahaan.

Biaya Listrik 99,999,999.00
Biaya Telepon 99,999,999.00
Biaya Gas dan Air 99,999,999.00
Biaya Alat Tulis & Kantor 99,999,999.00
Biaya Legal & Perizinan 99,999,999.00
Biaya Gaji Dan Tunjangan 99,999,999.00
Biaya Pengembangan SDM 99,999,999.00
Biaya Perjalanan Dinas 99,999,999.00
Biaya Perawatan & Perbaikan 99,999,999.00
Biaya Penyusutan Aktiva 99,999,999.00
Biaya Umum Lainnya 99,999,999.00 +

TOTAL BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 99,999,999.00

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 99,999,999.00
LABA USAHA 99,999,999.00

Jumat, 21 Mei 2010

Cara mudah mendapatkan ruang hard disk kosong ratusan MB

muthia_imutzzz@yahoo.co.idCara mendapatkan ruang hard disk kosong ratusan MB bahkan mencapai lebih dari 1 GB. Hard disk zaman sekarang tersedia dengan kapasitas yang sangat besar, ratusan koleksi video DVD dapat disimpan di dalam hard disk. Namun berapa pun besar ruang hard disk kadang masih saja kurang, apa lagi kalau ruang hard disk tersebut memang kecil. Cara yang terbaik adalah dengan memindahkan file ke tempat lain. Bagaimana jika kita tidak ingin memindahkan file ke tempat lain?

Untuk mendapatkan ruang kosong dalam ukuran beberapa ratus Mega Byte dapat kita peroleh dengan mudah tanpa harus memindahkan file ke tempat lain. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan ruang kosong gratis tersebut:

* Non aktifkan System Restore, dari System Properties atau dengan menggunakan shortcut kombinasi tombol Win + Pause Break, kemudian pada bagian System Restore beri tanda centang pada bagian Turn off System Restore on all drive.
* Dapatkan ruang kosong dari penyimpanan Hibernation, fitur hibernasi merupakan fitur bawaaan mulai dari windows 2000, sehingga kita dapat mematikan komputer/laptop dengan menekan tombol hibernate ketika program atau aplikasi masih berjalan. Sehingga ketika komputer/laptop dihidupkan kembali, maka seluruh program berjalan seperti saat kita mematikan komputer tadi. Berapa pun lama komputer/laptop tadi dimatikan, kita dapat kembali seperti semula. Dengan mengaktifkan fitur ini maka ruang hard disk akan terpotong sesuai dengan jumlah memory PC/laptop Anda. Jika ingin mendapatkan ruang kosong, silakan non aktifkan fitur hibernasi ini dari menu Display Properties, kemudian pilih tab Screen Saver, selanjutnya pilih tombol Power, kemudian hilangkan tanda centang pada bagian Enable hibernation.
* Kosongkan folder Temp, merupakan folder sementara yang dapat digunakan ketika menjalankan beberapa program tertentu misalnya membuka file dari folder zip yang terekstrak, menjalankan program portable, dan beberapa program yang ketika dijalankan akan meletakkan file pendukungnya di folder Temp tadi. Dengan mengosongkan folder ini kita akan mendapatkan puluhan bahkan ratusan MB ruang harddisk. Folder Temp dapat diakses dari C:Documents and SettingsUserLocal SettingsTemp. Folder ‘Local Settings dan Temp’ merupakan folder tersembunyi, untuk melihatnya silakan tampilan file dan folder sembunyi dari Folder Options. C adalah nama drive di mana Windows Anda dipasang, User adalah sesuai nama pengguna komputer Anda, misalnya Heryan Tony, maka menjadi: C:Documents and SettingsHeryan TonyLocal SettingsTemp.
* Cara berikut ini adalah dengan mengosongkan file System dari Windows sendiri. Yaitu file yang terdapat pada folder Windowssystem32dllcache, folder ini dllchace ini menyimpan file cadangan untuk system Windows, jika ada perubahan pada atau file sysmtem terhapus, maka akan mengambil file dari folder ini. Namun, untuk menghpus file dalam folder dllcache ini tidak dapat kita lakukan, karena akan adanya peringatan Windows File Protection. Tapi, dengan bantuan tools berikut ini kita dapat menghapus file semua file dalam folder tersebut.
Silakan download Windows File Protection Switcher: http://www.ziddu.com/download/9382900/wfps10.rar.html
, kemudian jalankan dan pilih tombol Patch. Nah, sekarang silakan hapus semua file tadi, dan sekarang Anda akan mendapatkan ruang kosong hingga lebih dari 400MB dari folder ini saja.

Sumber: http://www.bit2009.wordpress.com

SElamat Mencoba..!!!

Rabu, 19 Mei 2010

contoh laporan laba/rugi

PT ABC dan ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir
Pada 31 Desember 20x1 Dan 20x0
Catatan 20x1 20x0
PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
BEBAN POKOK PENJUALAN xxx.xxx xxx.xxx
LABA (RUGI) KOTOR xxx.xxx xxx.xxx
BEBAN USAHA

Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
Jumlah Beban Usaha xxx.xxx xxx.xxx
LABA USAHA xxx.xxx xxx.xxx
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba (rugi) penjualan aktiva tetap
Pendapatan bunga
Beban Bunga
Laba (rugi) kurs bersih
Lain-lain bersih

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
Penghasilan (Beban) Lain-lain xxx.xxx xxx.xxx
BAGIAN LABA (RUGI) ANAK PERUSAHAAN / PERUSAHAAN ASOSIASI xxx.xxx xxx.xxx
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN xxx.xxx xxx.xxx
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK xxx.xxx xxx.xxx
LABA (RUGI) DARI AKTIVITAS NORMAL xxx.xxx xxx.xxx
POS LUAR BIASA xxx.xxx xxx.xxx
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS xxx.xxx xxx.xxx
HAK MINORITAS ATAS LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN xxx.xxx xxx.xxx
LABA (RUGI) BERSIH Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan

Selasa, 18 Mei 2010

tugas manajemen pemasaran

1. Perbedaan antara konsumen aktual dan konsumen potensial?
Jawab:

2. Seandainya anda seorang manajer diperusaan hiburan dan ingin membuka cabang di Lhokseumawe. Hiburan apa yang yang cocok di Lhokseumawe dengan keadaan syariat islam?
Jawab:
Bila saya berposisi sebagai seorang manajer sebuah perusahaan hiburan, dan ingin membuka cabang di Lhokseuumawe yang dengan kondisi syariat islam yang ada di Lhokseumawe saat ini maka; hiburan yang cocok di buka di Lhokseumawe adalah: membuka usaha hiburan kolam renang.
Hiburan kolam renang cocok di bangun di Lhokseumawe di karenakan, dikarenakan kolam rengan masih terbatas di Lhoksuemawe. Di karenakan di Lhokseumawe adanya syariat islam maka kolam renang pria dengan wanita di pisahkan.

Minggu, 16 Mei 2010

UNSUR – UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA

UNSUR – UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor – faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama. Dengan demikian, faktor objektif terpenting bagi terbentuknya suatu bangsa ialah adanya kehendak atau kemauan bersama atau “nasionalisme”.
Contoh: terbentuknya bangsa Indonesia dengan kebhinekaan suku, agama, ras, dan golongan yang terbentang dari sabang sampai marauke telah teruji dalam kurun waktu lebih dari 3 abad. Padamasa penjajahan belanda selama 350 tahun dan jepang 3,5 tahun, meskipung dengan berbagai politik pecah belih dan adu domba “ devide et impera”, namun tidak mampu dipisahkan niat, tekat, jiwa, dan semangat bangsa Indonesia dalam membentuk Negara kesatuan republik Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945.
Friedrich hertz ( jerman ) dalam bukunya “ nationality in history and politic” mengemukakan bahwa ada empat unsure yang berpengaruh bagi terbentuknya suatu bangsa yaitu:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan nasional, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campurtangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan. Contoh: menjungjung tinggi bahasa nasional yang mandiri.
4. Keinginan untuk menonjol ( unggul ) diantara bangsa – bangsa dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise. ( pendidikan kewarga negaraan. Budianto. 12)

SYARAT FARDHU SYAHADAT

SYARAT FARZU SYAHADAT ITU 2
1. Meng ikralkan dengan lidah. “ Mengucapkan dengan lidah “
2. Mentasdiqkan dengan hati. “ mengartikan dengan hati “
ADAPUN KESEMPURNAAN SHAHADAT ITU ADA 4
1. Diketahui “ harus kita ketahui ALLAH itu ada”
2. Diikralkan dengan lidah “ mengucapkan “
3. Ditasdiqkan dengan hati “ meng artikan dengan hati”
4. Diyakinkan “ meyakini bahwa ALLAH itu ada “
ADAPUN RUKUN SHAHADAT ITU 4
1. Mengisbatkan zat ALLAH SWT
2. Mengisbatkan sifat ALLAH ta’ala
3. Mengisbatkan afaalunglah Ta’ala
4. Mengisbatkan kebenaran Rasulullah SWA
ADAPUN SYARAT SYAH SYAHADAD ITU 4
1. Diketahui “ harus kita ketahui ALLAH itu ada”
2. Diikralkan dengan lidah “ mengucapkan “
3. Ditasdiqkan dengan hati “ meng artikan dengan hati”
4. Diamalkan “ dipelajari “
ADAPUN YANG MEMBINASAKAN SYAHADAT ITU 4
1. menduuakan ALLAH ta’ala
2. syok hatinya ( ragu-ragu)
3. menyangkal dirinya di jadikan ALLAH ta’ala ( mengakudiri sebagai ALLAH )
4. tiada diisbadkan zat ALLAH ta’ala
ADAPUN YANG DINAMAKAN SYAHADAD YAITU 2
1. ASHADUANLAAAILAAHAILALLAH ( syahadad tauhid )” tiada tuhan yang kusembah selain ALLAH”
2. WAASHADUANNAMUHAMMADDARASULULLAH (shahadad Rasul )” saya bersaksi Nabi Muhammad utusan ALLAH”

Jumat, 14 Mei 2010

siraman rohani kusus Jum'at ( Mesjid Cunda )

menjauhkan diri dari rezeki yang HARAM

setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan. namun kebahagian itu akan diperoleh, apabila kehidupannya di jalani dengan rezeki yang halal. walaupun rezeki yang halal di peroleh sedikit namun lebih bermakna dibandingkan banyak tetapi haram.

cerita di masa Rasulullah SAW.
Ada seorang pemuda fakir juga miskin yang sangat kelaparan karena sudah 3hari tidak makan. Dan pada suatu malam dia melintasi didepan sebuah rumah mewah, kemudian dia mencium aroma makanan yang lezat, karena merasa sangat lapar, tanpa berfikir panjang sipemudapun nekat menyongkel jendela dan masuk kedalam rumah tersebut.
Ketika berada didalam rumah, sipemuda langsung menuju kedapur dan membuka tudung saji yang ada diatas meja. sipemudapun melihat makanan yang lezat tersebut dan bergegas ingin memakannya, namun dia teringat pada sepatah hadis Rasulullah " yakinlah barang siapa yang meninggalkan yang haram maka Allah akan menggantikan dengan yang halal dan terlebih baik" . dengan mengingat hadis tersebut sipemudapun tidak jadi memakannya, kemudian sipemuda menuju keruang tengah dan dia melihat sebuah lemari didalamnya berisi banyak uang sipemudapun ingin mengambilnya dan iapun teringat pada hadis Rasulullah lagi, sipemudapun tidak jadi mengambilnya, dansipemudapun melihat kedalam kamar yang didalamnya ada seorang perempuan yang lagi tidur pulas dengan mengunakan pakaian terbuka, sipemudapun ingin memerkosanya, kemudian ia teringat hadis Rasulullah maka diapun tidak jadi melakukannya, dan sipemudapun keluar dari rumah tersebut lalu dia menuju kemesjid sambil menangis dan beristiqfar. sesampai didalam mesjid dia terus menerus menangis dan beristiqfar sampai ia tertidur.
Keesok harinya ada seorang perempuan yang menjumpai Rasulullah dan bercerita," ya Rasulullah semamalam rumah saya dimasuki maling hampirsaja kehormatan dan harta benda saya diambil, tetapi beruntung semua itu tidak sempat terjadi dan saya yakin suatu hari nanti kejadian itu pasti akan terulang. dari itu perempuan tersebut memohon pada Rasulullah agar dicarikan seorang pendamping(suami) yang beriman dan bisa menjaga dia dan harta bendanya, kemudian Rasulullah menjawab baiklah kalau begitu".
lalu Rasulullah pergi ke mesjid dan melihan ada seorang pemuda yang sedang tidur, kemudian Rasulullah membangunkan pemuda tersebut dan bertanya apa kamu muslim? apa kamu mukmi? apakah kamu lajang dan sipemuda menjawab benar ya Rasulullah saya muslim juga mukmin dan lajang. Rasul bertanya lagi apa kamu mau menikah? pemudapun menjawab mau ya Rasul kemudia Rasul bertanyak kepada perempuan tersebut apa kamu mau menikah dengannya? siperempuan pun menjawab, kalau itu pilihanmu saya mau ya Rasul. rasulpun bertanya pada pemuda tersebut apa kamu siap menikah dengan perempuan ini?, sipemudapun menjawab , ya Rasul saya ini seorang pemuda yang fakir juga miskin, bagai mana saya bisa menikahinnya,saya tidak punya apa - apa yang saya punya sekarang hanyalah lapar yang sudah tiga hari tidak makan.
kemudian Rasul memanggil sahabat - sahabat semua dan mengadakan rapat untuk menikahkan pemuda tersebut, dan sahabat juga menyumbangkan hartanya untuk mahar menikahkan sipemuda tersebut.
setelah pemuda tersebut dinikahkan dan sipemuda dengan bergegas memeluk Rasulullah dan berkata, ya Rasulullah sayalah yang masuk kerumah perempuan ini tadi malam karena saya sangat lapar, tetapi itu semua tidak jadi saya lakukan karena saya teringat dengat hadismu yarasul.
maka makanan yang ingin dikan tadi malam sekarang di hidangkan dan juga uang yang ingin di ambil tadi malam sekarang di berikan kepadanya dan tubuh yang tadi malam ingin dizinahi maka diberikan kepadanya seutuhnya oleh istri kepadanya

itulah hikmah yang didapatkan oleh seorang pemuda yang menjauhi yang haram dan diganti dengan yang halal lebih baik pula oleh ALLAH SWT

Kamis, 13 Mei 2010

iman kepada kitap ALLAH

IMAN KEPADA KITAP ALLAH
Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada nabi Musa a.s, Zabur kepada nabi Daud a.s, Injil kepada nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad SAW. Al Qur’an sebagai kitab suci terakhir memiliki keistimewaan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana firman Allah berikut. Artinya : “ Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Sesungguhnya Kami yang memeliharanya.” (Al Hijr : 9) lihat al-Qur’an online di Goole,
A. Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan
1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136) lihat al-Qur’an online di Goole,
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .
Artinya : “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa” (Al A’la : 19) lihat al-Qur’an online di Goole,
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.
Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136) lihat al-Qur’an online di Goole
,
B. Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah
1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.
2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan
kepada kita
3. Memahami isi kandungannya.
4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari
Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.
Upaya memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita jalani antara lain sebagai berikut.
1. Tahap pertama, kita harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang mendapat ridha Allah SWT.
2. Tahap kedua, kita harus mengetahui tata krama membaca Al Qur’an.
3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali surah atau ayat yang mengandung perumpamaan atau berupa perumpamaan.
4. Tahap keempat, kita harus mempergunakan akal ketika mempelajari dan memahami Al Qur’an.
5. Tahap kelima, kita harus mengetahui bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali surah atau ayat yang mengandung hikmah atau tidak bisa langsung diartikan, akan tetapi memiliki arti tersirat.
6. Tahap keenam, kita harus mengetahui bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk menyusahkan manusia dan harus mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah dan tegas maksudnya untuk segera dilaksanakan.
7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya dan mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah pokok-pokok isi Al Qur’an yang harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat adalah ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna dan maksudnya.
8. Tahap kedelapan, kita harus menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan keadaan dan kesanggupannya masing-masing (QS 12 : 22, 4 : 36, 65 : 7, 2 : 215, 3 : 92, 2 : 269).
B. Hikmah Iman Kepada Kita Allah
Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Qur’an kepada umat manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :
Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
1. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.
Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,
1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,
Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,
1. Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48,
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,
1. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67
Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole,
6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152
7. Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.
8. Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)
Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Qur’an (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir : 27).
IMTIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e sesuai dengan jawaban yang paling tepat
1. Iman kepada kitab Allah termasuk rukun iman ke …
a. satu
b. dua
c. tiga
d. empat
e. lima
1. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah menurunkan kitab-Nya sebagai pedoman hidup disebut …
a. iman kepada Kitab Allah
b. iman kepada Allah
c. iman kepada malaikat
d. iman kepada rasul
e. iman kepada hari akhir
1. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi …
a. Musa a.s
b. Daud a.s
c. Ibrahim a.s
d. Isa a.s
e. Muhammad SAW
1. Hukumnya seorang muslim yang yakin bahwa Allah SWT menurunkan kitab-Nya kepada para nabi dan rasul adalah …
a. haram
b. makruh
c. mubah
d. sunah
e. wajib
1. Agar dalam hidup manusia tidak diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, maka ia harus …
a. berpegang teguh kepada tali Allah dan tali sesama manusia
b. memiliki martabat dan kedudukan di lingkungannya
c. memiliki harta yang cukup sebagai bekal hidupnya
d. berbuat baik terhadap sesama manusia
e. menjaga alam dan lingkungan dengan baik
1. Aturan –aturan Allah yang berupa hukum alam disebut …
a. ayat qauliyah
b. sunah rasulullah
c. Al Qur’an
d. Sunatullah
e. Ayat kauniyah
1. Al Qur’an merupakan kitab yang terakhir diturunkan kepada rasul dan berkedudukan sebagai …
a. ayat qauliyah
b. hukum Allah
c. ayat kauniyah
d. petunjuk dan pedoman hidup
e. dasar kehidupan
1. “Demikian kitab (Al Qur’an) tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Ayat ini dapat kita temukan dalam surah…
a. Al Baqarah : 2
b. Al An’am : 2
c. An Nisa : 2
d. Al Maidah : 2
e. Al Isra : 2
1. ﺇﻥ ﺍﷲ ﻵ ﻴﺤﺏ ﺍﻠﻤﻔﺴﺪ ﻳﻥ Menurut ayat tersebut, Allah tidak menyukai orang-orang yang …
a. kufur kepada Alla
b. berbuat kerusakan
c. fasik
d. zalim
e. murtad
1. ﻮﺗﻌﺎﻮﻧﻮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺑﺮ ﻮ ﺍﻠﺘﻘﻮﻯ Ayat tersebut memerintahkan orang-orang yang beriman untuk …
a. menjaga diri dan keluarganya dari siksaan neraka
b. menjaga hubungan dengan sesama manusia
c. menjaga dan memanfaatkan alam sekitarnya
d. tolong menolong dalam kebaikan dan takwa
e. mengasihi anak yatim dan memberi makan orang miskin
1. Arti ayat diatas adalah “tolong menolonglah kamu dalam …”
a. dalam kemaksiatan
b. selama hidup didunia
c. untuk kehidupan akhirat
d. dalam berbuat kebaikan dan takwa
e. dalam tolong-menolong
1. Orang yang ingkar terhadap kitab-kitab Allah sesungguhnya telah sesat sejauh-jauhnya. Hal itu disebutkan dalam surah ….
a. Al Baqarah : 136
b. An Nisa : 136
c. Ali Imran : 136
d. Al Maidah : 136
e. At Taubah : 136
1. Allah SWT tidak menciptakan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya, hal tersebut terdapat dalam surah …
a. Az Zariat : 56
b. Az Zalzalah : 3
c. Al Hujurat : 11
d. Al Isra : 6
e. Al Maidah : 31
1. Allah SWT menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul untuk…
a. melengkapi peraturan-peraturan yang ada dibumi
b. mengatur hidup manusia agar tercapai cita-citanya
c. mengatur hidup manusia agar senantiasa dalam kebenaran
d. membimbing manusia agar menguasai alam semesta
e. membimbing manusia agar dapat menggali potensi alam
1. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir berkedudukan sebagai …
a. pedoman dalil dalam diskusi ilmiah
b. ukuran keilmuan seseorang
c. prinsip dan perisai hidup
d. petunjuk dan pedoman hidup
e. ideologi negara
1. Secara harfiah Al Qur’an berarti ….
1. pegangan
2. rahmat
3. bacaan
4. jalan
5. nikmat
2. Sahabat nabi yang mengusulkan agar lembaran-lembaran wahyu Allah swt dikumpulkan menjadi himpunan lembaran-lembaran….
1. Abu Bakar Ash Shiddiq
2. Ali Bin Abi Thalib
3. Umar bin Khattab
4. Zaid bin Tsabit
5. Usman bin Affan
3. Di bawah ini adalah ke istimewaan Al-Qur’an, kecuali…
1. keindahan susunan
2. keindahan gaya bahasa
3. isi dan kandungannya dan universal
4. Al Qur’an berlaku hingga akhir zaman
5. Al Qur’an merupakan hukum penghabisan yang tidak kekal
4. Panitia pembukuan naskah Al Qur’an dipimpin oleh …
1. Zaid bin tsabit
2. Sa’id bin Ash
3. Umar bin Khattab
4. Abdur Rahman bin Harits
5. Abdullah bin Zubair
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkanlah empat wujud penghayatan terhadap fungsi iman kepada kitab-kitab Allah!
2. Sebutkanlah latar belakang Allah menurunkan Al Qur’an!
3. Sebutkan latar belakang penulisan Al Qur’an
4. Jika kamu menemukan Al Qur’an dalam keadaan berantakan, apakah sikap yang akan kamu tunjukan!
5. Siapakah Zaid bin Tsabit? Jelaskan!
6. Apakah yang kamu ketahui tentang umar bin khattab? Jelaskan!
7. Sebutkan perbedaan kitab dan suhuf!
8. Apa kah yang dimaksud Surah Al Hijr : 9?
9. Apakah yang dimaksud iman kepada kitab-kitab Allah !
10. Bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh orang yang berpedoman kepada Allah ketika ia tertimpa musibah?
________________________________________

pengertian standar akuntansi

PENGERTIAN DAN SUMBER STANDAR AKUNTANSI
Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik- tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar ( teknik, prinsip ) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Setardar akuntansi mencakup peraturan dan prosudur yang sudah disusun dan telah disahkan oleh lembaga resmi ( standard setting body ) pada saat tertentu.
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam propesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus – menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui ( 1985 ) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku sebagai berikut:
1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati – hati, independen, dan dapat mengapdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.


3. Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi dan tujuan – tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.

Standar akuntansi saat ini umumnya di susun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah Komite Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI ( Ikatan Akuntansi Indonesia ). Komite Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite pensahan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan diteapkan dan disahkan dalam Kongres IAI. Sedangkan di USA sekarang lembaga yang berwenang mengesahkan standar akuntansi ( stanar boar boy ) adalah Financial Accounting Standard Board (FASB ).




HUBUNGAN STANDAR AKUNTANSI DENGAN PERANGKAT PERATURAN LAINNYA.
Hubungan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi ( Pernyataan Standar Auditing) disebut dalam norma pelaporan yang pertama dengan bunyi sebagai berikut: Laporan akuntansi harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.
Setandar akuntansi GAAP ( general Accepted Accounting Principle ) diperlukan untuk lembaga sebagai berikut:
1. GAAP untuk lembaga pemerintahan
2. GAAP untuk organisasi sosial yang tidak bertujuan mencari laba ( nirlaba )
3. GAAP untuk perusahaan komersial
Penyusunan standar akuntansi ( GAAP ) adalah wewenang dari Financial Accounting Foundation ( FAF ) yang mempunyai dua buah dewan sebagai berikut :
1. Governmental Accounting Standard Board ( GASB ) yang didirikan tahun 1984 sebagai lanjutan dari National Council on Governmental Accounting. Dewan
2. Financial Accounting Standard Board ( FASB ) yang didirikan tahun 1973 yang merupakan kelanjutan dari Accounting Principle Board. Dewan inilah yang menyusun dan mengeluarkan standar akuntansi dalam bentuk FASB Statements dan Interpretation.

ORGANISASI ATAU BADAN LAIN
Sebenarnya kalau kita kaji banyak lagi badan atau organisasi yang mempunyai peranan langsung terhadap perumusan standar akuntansi. Di bawah ini kita sebutkan beberapa:
1. “The National Association of Accountant” yang sekarang sudah berganti nama menjadi The Institute of management Accoutant ( IMA ) merupakan organisasi profesi yang menggabungkan para akuntan manajemen di USA. Organisasi ini menerbitkan majalah bulanan yang memuat artikel – artikel akuntansi yang bernama Management Accounting.
2. The Cost Accounting Standard Board ( CASB ).
3. The Financial Executive Institute ( FEI ).
4. International Accounting Standard Committe ( IASC ).
5. Badan – badan / organisasi luar negri lainnya.
INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD COMITTE ( IASC ).
Secara international profesi akuntan memiliki organisasi yang disebut dengan International Federation of Accountant. IFAC ini memiliki badan khusus yang mengeluarkan standar akuntansi yang disebut dengan IASC atau International Accounting Standard Committee. IASC dikuasai pemikiran Eropa dan bermarkas di London dan biasanya dalam beberapa hal, IASC ini selalu menjadi pesaing FASB USA.

bagaimana model keputusan rasional

1. selidiki masalah dengan jumlah tidakan masalah
2. indetivikasi sasaran keputusan
3. diaknosa masalah